Wednesday, June 11, 2014

AR Fachruddin : Mari Memahami Muhammadiyah ( Bahan Renungan Kader )

(Ditulis oleh Pak AR Fachruddin)

Kita telah mengetahui bahwa Muhammadiyah adalah Gerakan tajdid. Kita telah mengetahui bahwa Muhammadiyah adalah gerakan Islam. Juga kita telah mengetahui bahwa tujuan gerak Muhammadiyah adalah dakwah Islam amar makruf nahi munkar. Kita telah mengetahui bahwa Muhammadiyah berasas Islam. Juga kita telah mengetahui bahwa Islam yang dianut oleh Muhammadiyah adalah Islam yang berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah. Dan, tentulah kita sebagai warga Muhammadiyah, lebih-lebih kita sebagai Pimpinan Muhammadiyah, tentu sudah sama hafal maksud dan tujuan Muhammadiyah ialah: Menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Dalam Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah telah ditegaskan bahwa sebagai dasar-dasar amal usaha Muhammadiyah;
  1. Hidup manusia harus berdasar tauhid gembira beribadah dan taat kepada Allah.
  2. Hidup manusia itu haruslah bermasyarakat.
  3. Mematuhi ajaran-ajaran Agama Islam dengan berkeyakinan bahwa ajaran-ajaran Islam itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
  4. Menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam dalam masyarakat adalah kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan berbuat ihsan kepada kemanusiaan.
  5. Ittiba’ kepada Rasulullah saw. bukan saja dalam soal-soal ibadah khusus, tetapi juga bagaimana cara perjuangan Rasulullah saw. dalam menegakkan dan mengembangkan Agama Islam.
  6. Melancarkan amal usaha dan cara memperjua­ngkan Agama Islam dengan ketertiban Organisasi.
 
Muhammadiyah Gerakan Islam
Muhammadiyah adalah Gerakan. Maka, apabila berada di suatu tempat dia harus bergerak dan meng­gerakkan. Warga-warganya harus bergerak. Dan warga-warga Muhammadiyah itu harus menggerakkan masyarakat yang ada di sekitarnya. Bila Muhammadi­yah ada di suatu tempat tetapi tidak bergerak dan tidak pula menggerakkan, maka itu berarti belum Muham­madiyah dan bukan Muhammadiyah.

       Muhammadiyah adalah Gerakan Islam. Dasarnya Islam. Ruh yang menggerakkan Muhammadiyah adalah Islam. Yang digerakkan adalah Islam. Islam yang tidak campur bid’ah, khurofat dan takhayyul. Sifat-sifat dan bentuk-bentuk geraknya juga Islam. Yang dituju pun Islam. Maksud dan tujuannya adalah menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwuud masyarakat Islam yang harmonis, di negara kita Republik Indonesia.

       Muhammadiyah, gerakan Islam. Karena berdasar Islam. Sifat Islam itu sendiri harus bergerak. Kalau ada umat Islam tiada bergerak, maka itu ada tanda-tanda kekurangan. Mungkin karena belum meresapnya Islam pada jiwa mereka. Mungkin pula ada hal-hal lain yang mencampuri Islamnya, sehingga Islamnya beku. Tetapi apabla Islam yang benar-benar, pasti bergerak. Bergerak yang bermanfaat dan tiada mencelakakan masyarakat bahkan membahagiakan.

Muhammadiyah Gerakan Dakwah
Muhammadiyah, gerakan dakwah. Artinya, gerak Muhammadiyah, bersifat dakwah, bertujuan dakwah, berbentuk dakwah. Dan memang Muhammadiyah bergerak untuk dakwah. Dakwah Islam. Mengajarkan Islam. Menyerukan Islam, kepada perorangan dan kepada masyarakat.

       Kepada perorangan, kepada mereka yang belum mengerti Islam, kepada mereka yang belum memahami Islam, Muhammadiyah ingin mengertikan dan memahamkan Islam. Mudah-mudahan dengan petunjuk Allah, setelah mereka mengerti dan memahami, mereka dengan sukarela, dengan tiada terpaksa mau melaksanakan agama Islam. Dan berbahagialah mereka yang mau mematuhi ajaran-ajaran Islam.

       Kepada yang sudah memeluk Islam, mereka oleh Muhammadiyah, diajak menyempurnakan Islamnya. Menurut Al-Qur’an. Menurut Sunnah Rasulullah Muhammad Sallallahu ’alaihi wasallam.

       Kepada masyarakat, Muhammadiyah ingin memperingatkan dan ingin memahamkan bahwa Indonesia, yang mayoritas penduduknya beragama Islam mau melaksanakan Islam, insya Allah akan bahagia lahir dan batin. Keamanan, ketentraman dan kesejahteraan serta kebahagiaan akan luas dan merata. Tenteram aman tidak khawatir dan tiada ketakutan.
 
Muhammadiyah Gerakan Tajdid
Tajdid artinya: pembaharuan. Yang dimaksud tajdid ialah mengembalikan Islam kepada sumber hukum yang sebenar-benarnya ialah ajaran-ajaran Allah, wahyu-wahyu Allah yang tersebut di dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah kitab Allah, wahyu dari Allah. Bukan karangan manusia. Bukan karangan Muhammad. Tetapi benar-benar wahyu Nabi yang menjadi Utusan Allah.

       Muhammad Rasulullah menjadi Nabi dan Utusan Allah, atas kehendak Allah, bukan atau maunya Muhammad sendiri. Muhammad tiada meminta. Muhammad tiada melamar untuk menjadi Nabi dan menjadi Utusan Allah.

       Muhammad Rasulullah Sallallahu ’alaihi wasallam diutus adalah untuk kebahagiaan seluruh manusia tanpa kecuali, dalam kehidupan lahir dan batin, secara individu dan secara bersama, secara mikro dan makro, dunia dan akhirat.

       Muhammadiyah ingin mengajak ummat Islam khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk bertajdid dengan arti kembali kepada tuntunan Islam yang sebenar-benarnya sambil menyadari tujuan hidupnya sebagai manusia sejati menurut kehendak Allah dalam menciptakan manusia itu sendiri.
 
Muhammadiyah Yakin
Apabila agama Islam yang sebenar-benarnya menurut sumber yang asli murninya, jauh dari laku-laku bid’ah, baik bid’ah hasanah maupun bid’ah sayyi’ah, takhayul dan khurofat serta tanpa dicampuradukkan dengan fikiran-fikiran manusia, terutama dibersihkan dari nafsu keinginan interest manusia masing-masing dan diterangkan dengan sebaik-baiknya, dengan kebijaksanaan yang sesempurna mungkin, dan kemudian yang menerimanya itupun dengan membersihkan dirinya dari interes-interes yang ada, maka insya Allah akan terasa benar-benar betapa kebenaran, kesempurnaan dan perlunya Islam itu bagi hidup dan kehidupannya.

       Muhammadiyah mempunyai keyakinan, alangkah tepat dan cocoknya, kalau negara kita Republik Indonesia, yang kini tengah dibangun penduduk/warga negaranya dengan sesungguh-sungguhnya dalam menuju negara yang adil dan makmur materiil dan spirituil ini, dapat pula berkegiatan atas dasar keinsyafan, kesadaran dan keikhlasan melaksanakan ajaran-ajaran Islam yang murni, pasti sudah, bahwa negara kita akan menjadi negara yang penuh nikmat melimpah-limpah karena mendapatkan keridhaan Allah Subhanahu wata’ala.
 
Memahami Agama Islam
”Mereka yang tidak mempunyai sesuatu, tidak mungkin memberikan sesuatu”
Pimpinan Muhammadiyah, pimpinan Gerakan Islam bermaksud mendakwahkan Islam. Untuk itu, maka pimpinan Muhammadiyah wajib memahami bahkan, menguasai apakah Agama Islam yang menjadi dasar Muhammadiyah itu. Agama Islam yang menjadi dasar penggerak Muhammadiyah. Dan Agama Islam yang menurut faham Muhammadiyah menjadi rahmatan lil ’alamin itu.

       Memahami Agama Islam, bukan dengan membaca risalah kecil ini. Hendak memahami Muhammadiyah harus mau memahami Al-Qur’an, mau memahami al-Hadis yang shahih, memahami sunnah-sunnah Rasulullah, memahami sedalam-dalamnya dengan mempergunakan akal pikiran yang sehat, sesuai dengan jiwa Agama Islam itu sendiri.   
Agama Islam itu ada akidahnya, ada cara-cara ubudiyahnya, ada uraian tentang akhlak dan adapula yang mengatur bagaimana cara bermuamalah duniawiyah. Semua itu perlu difahami, dikuasai benar-benar untuk diamalkan, untuk dipatuhi, untuk dipedomani dan untuk didakwahkan dengan cara-cara yang melihat situasi dan kondisi.
 
Apakah Harus Menunggu?
Mendakwahkan Agama Islam kepada sanak keluarga, kepada sahabat dan handai taulan, kepada tetangga yang dekat rumah yang semuanya itu belum Islam, merupakan kewajiban bagi setiap Muslim putra dan putri, baik tua maupun muda, baik yang ’alim maupun yang belum ’alim.

       Mendakwahkan Agama Islam tidak harus menunggu seseorang, sampai benar-benar menjadi ’alim atau ’allamah. Mendakwahkan Islam tidak harus menunggu kalau sudah lengkap mengamalkan lima rukun Islam secara sempurna. Tidak harus menunggu kalau sudah menjadi Kyai atau menjadi Nyai. Juga tidak harus menunggu kalau sudah menjadi sarjana dari Perguruan Tinggi Agama Islam.

       Ballighu ’anni walau a-yatan. (Sampaikanlah (ajaran) dariku walaupun hanya satu ayat).
       Karena itu maka setiap Pimpinan Muhammadiyah, setiap warga Muhammadiyah putra-putri, tua dan muda, kaya miskin, pandai atau tidak, wajib menyampaikan dakwah Islam. Tidak harus di Masjid. Tidak harus di Madrasah. Tidak harus di Mushalla. Di mana saja, di rumahnya sendiri, atau di rumah yang didakwahi, di rumah orang yang diajak. Dan tidak harus dengan pidato-pidato. Juga sama sekali tidak harus dengan pengeras suara.
 
Memantapkan Gerakan Dakwah
Muhammadiyah harus memantapkan dirinya menjadi gerakan Dakwah Islam. Maksudnya kata-kata itu, Muhammadiyah hanyalah bekerja menyampaikan ajaran-ajaran Islam. Kepada siapapun. Lapisan masyarakat yang manapun. Golongan apapun.

Muhammadiyah tidak hanya mengelompok kepada golongan atau partai tertentu saja. Muhammadiyah harus berhubungan dengan semua golongan atau partai itu, karena hendak menyampaikan ajaran-ajaran Islam.

Muhammadiyah harus dapat berhubungan dengan baik dengan para pejabat, para penguasa, mulai yang terbawah sampai yang teratas, mulai yang di desa-desa sampai yang di kota-kota untuk menyampaikan ajaran-ajaran Islam, supaya para pejabat, para penguasa menjadi orang-orang yang bertambah baik, yang bertambah jujur, yang bertambah adil, yang boleh dipercaya, yang bertanggung jawab, yang menguntungkan negara, menguntungkan rakyat, nusa dan bangsa. Penguasa yang diridhai Allah, ialah penguasa yang tidak sewenang-wenang, yang tahu tepa slira, yang tiada dumeh, yang memberikan pengayoman kepada rakyat dan tiada mementingkan diri sendiri, isteri sendiri, anak sendiri, keluarga sendiri.

Muhammadiyah harus berusaha agar bertambah kuat dalam halnya membina dirinya menjadi Muhammadiyah yang berkepribadian, mempunyai keyakinan dan cita-cita, tahu diri, tiada ingin mencari untung sendiri. Muhammadiyah bertujuan menyelamatkan negara dan masyarakat dari kutukan Allah, dari laknat Allah, dari siksa Allah.

Muhammadiyah harus menjadi Gerakan Dakwah Islam yang tidak akan mencari pangkat, tidak mencari kedudukan dan tiada akan mencari kekayaann. Kalau ada orang-orang Muhammadiyah yang berkuasa, yang berkedudukan, yang beruang atau berharta, maka sebagai orang-orang Muhammadiyah harus dapat menjaga dan membahagiakan Negara Republik Indonesia dan membahagiakan penduduknya, yang berbagai suku-sukunya, bermacam-macam kepercayaan dan agamanya, dan harus tetap berusaha menjaga dan memelihara Negara Republik Indonesia yang berbentuk kesatuan ini.

Karena itu, Muhammadiyah harus pandai menghormati, menghargai serta mengemong atau menenggang kesemuanya itu, sambil tetap menjaga kemurnian Agama Islam yang diridhai Allah Swt. [sp/tabligh.muhammadiyah.or.id]

No comments:

Post a Comment