Mari Sambut Ramadhan !
Alhamdulillah, saat ini kita sudah masuk pada bulan Rajab 1435 H, yang secara urutan dalam kalender hijriyah berarti sekitar 1 bulan lagi kita akan memasuki bulan yang dinanti-nanti oleh umat Islam, yaitu bulan Ramadhan. Tentu ini menjadi pengingat bagi seluruh umat Islam, khususnya di Indonesia bahwa jika anda masih memiliki “hutang” shaum pada ibadah shaum Ramadhan tahun lalu, maka bersegeralah anda meng-qadha-nya, sekaligus menjadi harapan bagi kita semua agar Allah menakdirkan kita masih bisa bertemu Ramadhan kali ini dan dapat menjalankan segala ibadah dengan kemuliaanya secara optimal. Tidak lupa, penulis akan mengetengahkan urutan nama-nama bulan dalam kalender hijriyah yang saat ini mungkin kalah populer dibanding nama-nama bulan miladiyah (masehi), yaitu :
- Muharram,
- Shafar,
- Rabi’ul Awwal,
- Rabiu’ul Akhir,
- Jumadil Awwal,
- Jumadil Akhir,
- Rajab,
- Sya’ban,
- Ramadhan,
- Syawwal,
- Dzulqo’idah, dan
- Dzulhijjah.
Namun, seperti halnya pada tahun yang sudah-sudah yang juga merupakan kekhasan umat Islam di Indonesia yang tentu kita berharap akan segera berakhir bahwa akan hadir beberapa pertanyaan yang akrab jika mendekati bulan Ramadhan dan Syawwal, yaitu “Apakah akan terjadi lagi perbedaan ?”.
Untuk menjawab pertanyaan yang sederhana namun memiliki konsekwensi yang cuku luar biasa tersebut, penulis mencoba memberikan sedikit ulasan mengenai penetapan bulan Ramadhan, Syawwal sekaligus Dzulhijjah berdasarkan 3 kriteria-kriteria yang cukup tren untuk umat Islam di Indonesia, yaitu Kriteria : Wujudul Hilal(WH), Imkanur Ru’yah MABIMS (IR 2-3-8), dan Imkanur Ru’yah LAPAN (4-6,4).
Berikut pula penulis sampaikan kriteria-kriteria 3 sistem kalender hijriyah diatas :
1) Wujudul Hilal (WH)
(i) Telah terjadi ijtima’ (konjungsi),
(ii) Ijtima’ terjadi sebelum Matahari terbenam, dan
(iii) Pada saat Matahari terbenam Bulan masih di atas ufuk
2) Imkanur Ru’yah MABIMS (IR 2-3-8)
(i) Ketinggian minimal 2o (derajat) ,
(ii) Jarak bulan-matahari minimal 3o (derajat), dan
(iii) Umur bulan minimal 8 jam
3) Imkanur Ru’yah LAPAN (IR 4-6,4)
(i) Beda tinggi Bulan-Matahari 4o (derajat), dan
(ii) Jarak Bulan-Matahari 6,4o (derajat).
Dari kriteria-kriteria sistem kalender diatas, mari kita lihat data astronomis untuk bulan Ramadhan, Syawwal dan Dzulhhijjah. Data diambil dari aplikasi Accurate Hijri Calculator 2.2.1 karya Abdurro’uf untuk Lokasi Jakarta Pusat (6o11’8” LS dan 106o49’46” BT) , yaitu :
(1) Ramadhan 1435 H
a. Ijtima’
a.1 Tanggal Ijtima’ = Jumat, 27 Juni 2014
a.2 Waktu Ijtima’ = 15:8:28
Gambar 1.
Simulasi Ijtima’ Jum’at 27 Juni 2014 Pkl. 15:8:28 Lokasi Jakarta mengunakan aplikasi Stellarium
b. Matahari
b.1 Terbenam = 17:48:40
b.2 Azimuth = 293o21’35”
c. Hilal/Crescent
c.1 Altitude/tinggi = -0o11’14”
c.2 Azimuth = 288o36’40”
c.3 Beda Azimuth = 4o44’54”
c.4 Umur Hilal = 2:40:12
c.4 Umur Hilal = 2:40:12
Gambar 2
Simulasi Jum’at 27 Juni 2014 Pkl. 17:48:40 (saat Sunset) Lokasi Jakarta mengunakan aplikasi Stellarium
(2) Syawwal 1435 H
a. Ijtima’
a.1 Tanggal Ijtima’ = Ahad, 27 Juli 2014
a.2 Waktu Ijtima’ = 5:41:50
Gambar 3.
Simulasi Ahad 27 Juli 2014 Pkl. 5:41:50 Lokasi Jakarta mengunakan aplikasi Stellarium
b. Matahari
b.1 Terbenam = 17:54:7
b.2 Azimuth = 289o11’30”
c. Hilal/Crescent
c.1 Altitude/tinggi = 3o8’23”
c.2 Azimuth = 283o39’7”
c.3 Beda Azimuth = 5o32’23”
c.4 Umur Hilal = 12:12:17
Gambar 4.
Simulasi Ahad 27 Juli 2014 Pkl. 17:54:07 (saat Sunset) Lokasi Jakarta mengunakan aplikasi Stellarium
(3) Dzulhijjah 1435 H
a. Ijtima’
a.1 Tanggal Ijtima’ = Rabu, 24 September 2014
a.2 Waktu Ijtima’ = 13:13:44
Gambar 5.
Simulasi Rabu, 24 September 2014 Pkl. 13:13:44 Lokasi Jakarta mengunakan aplikasi Stellarium
a. Matahari
b.1 Terbenam = 17:45:56
b.2 Azimuth = 269o22’15”
b. Hilal/Crescent
c.1 Altitude/tinggi = -0o8’45”
c.2 Azimuth = 267o23’15”
c.3 Beda Azimuth = 1o59’2”
c.4 Umur Hilal = 4:32:12
(a)
(b)
Gambar 5.
Simulasi Rabu, 24 September 2014 Pkl. 17:46:56 (saat Sunset) tanpa horizon (a) dan dengan horizon (b) Lokasi Jakarta mengunakan aplikasi Stellarium
Dari data-data diatas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa :
- Bulan Ramadhan 1435 H :
(i) Menurut Wujudul Hilal (WH) bulan Ramadhan 1435 H jatuh pada tanggal 27 Juni 2014 M, artinya sejak Matahari terbenam (Maghrib) pada Jum’at 27 Juni 2014 M telah masuk bulan Ramadhan 1435 H mengingat dalam sistem kalender hijriyah hari dimulai pada saat Matahari terbenam (Sunset) dan pada tanggal sabtu 28 Juni 2014 M akan melaksanakan ibadah shaum untuk hari pertama,
(ii) Menurut Imkanur Ru’yah MABIMS (IR 2-3-8) jatuh pada 28 Juni 2014 M, artinya pada saat maghrib pada Jum’at 28 Juni 2014 M baru masuk bulan Ramadhan karena saat maghribpada tanggal 27 Juni 2014 M belum terpenuhinya syarat-syarat yang ada pada kriteria IR 2-3-8 ini, dan pada Ahad 29 Juni 2014 baru melaksanakan ibadah shaum yang pertama,
(iii) Menurut Imkanur Ru’yah LAPAN (IR 4-6,4) sama seperti IR 2-3-8
-
Bulan Syawwal 1435 H :
Bulan Syawwal 1435 H :
(i) Menurut Wujudul Hilal (WH) bulan Syawwal 1435 H jatuh pada 27 Juli 2014 M, artinya pada saat maghrib pada Ahad 27 Juli 2014 M telah masuk bulan Syawwal 1435 H, dan pada Senin 28 Juli 2014 M merupakan hari Idul Fitri,
(ii) Untuk IR MABIMS (IR 2-3-8) dan IR LAPAN (IR 4-6,4) bulan Syawwal 1435 H sama menurut kriteria Wujudul Hilal (WH)
- Bulan Dzulhijjah 1435 H :
(i) Menurut Wujudul Hilal (WH) bulan Dzulhijjah 1435 H jatuh pada Rabu 24 September 2014 M, artinya sejak Matahari terbenam (maghrib) pada Rabu 24 September 2014 telah masuk bulan Dzulhijjah 1435 H, dan Idul Adha akan jatuh pada 4 Oktober 2014 M (sejak maghrib/sunset pada Jum’at 3 Oktober 2014 M telah masuk pada 10 Dzulhijjah 1435 H, mengingat sekali lagi bahwa pergantian tanggal pada kalender hijriyah adalah saat Matahari terbenam) dan berdasarkan Wujudul Hilal (WH) ummat Islam akan melaksanakan Sholat Idul Adha pada Sabtu 4 Oktober 2014 M,
(ii) Menurut IR MABIMS (IR 2-3-8) dan IR LAPAN (IR 4-6,4) bulan Dzulhijjah 1435 H jatuh pada Kamis 25 September 2014 M, artinya sejak Matahari terbenam (maghrib) pada Kamis 25 September 2014 baru masuk bulan Dzulhijjah 1435 H, dan Idul Adha akan jatuh pada 5 Oktober 2014 M (sejak maghrib/sunset pada Sabtu 4 Oktober 2014 telah masuk 10 Dzulhijjah 1435 H) dan berdasarkan IR MABIMS (IR 2-3-8) dan IR LAPAN (IR 4-6,4) ummat Islam akan melaksanakan sholat Idul Adha pada Ahad 5 Oktober 2014 M.
Tabel 1.
Ramadhan, Syawwal dan Dzulhijjah 1435 berdasarkan Wujudul Hilal (WH), IR MABIMS (IR 2-3-8) dan IR LAPAN (IR 4-6,4)
Kriteria | Ramadhan 1435 H | Syawwal 1435 H | Dzulhijjah 1435 H | Idul Adha 1435 |
WH | 27 Juni 2014 M | 27 Juli 2014 M | 24 September 2014 M | 4 Oktober 2014 M |
IR MABIMS | 28 Juni 2014 M | 27 Juli 2014 M | 25 September 2014 M | 5 Oktober 2014 M |
IR LAPAN | 28 Juni 2014 M | 27 Juli 2014 M | 25 September 2014 M | 5 Oktober 2014 M |
Keterangan :
Tanggal diambil berdasarkan permulaan kalender hirjiyah yang dimulai saat maghrib.
Demikian ulasan sinngkat yang penulis paparkan untuk menggambarkan Ramadhan, Syawwal dan Dzulhijjah 1435 H berdasarkan kriteria Wujudul Hilal (WH), Imkanur Ru’yah MABIMS (IR 2-3-8) dan Imkanur Ru’yah LAPAN (IR 4-6,4). Memang masih terdapat perbedaan, jatuhnya awal Ramadhan dan awal Dzulhijjah, namun perbedaan itu bukanlah suatu yang harus di besar-besarkan. Sekali lagi, penulis mengajak untuk segenap umat Islam khususnya di seluruh Indonesia untuk mepersiapkan diri menyambut datangnya bulan yang dinanti-nanti yaitu bulan Ramadhan, dan bagi yang masih memiliki “hutang”/tanggungan ibadah shaum Ramadhan tahun lalu segeralah untukmelunasinya dengan berpuasa sunnah. Semoga ulasan singkat ini bermanfaat, dan tentunnya penulis terbuka atas kritik dan saran terkait kekurangan dan ke-alfai-antulisan ini.
Wa Allahu a’lam bishshowwab
Fastabiqul Khoirot
Nasrun Min Allah wa Fathun Qoriib
Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarakatuh
Adi Damanhuri
Sekretaris PD. Pemuda Muhammadiyah Kota Depok
Anggota Divisi Hisab Majelis Tarjih dan Tajdid PW Muhammadiyah Jawa Barat
Mahasiswa Pascasarjana Astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB)
No comments:
Post a Comment