Monday, October 6, 2014

Idul Adha 1435 H dan Konsistensi Sistem Kalender Islam Dengan Hisab


Tahun ini di belahan dunia terjadi tiga hari raya Idul Adha 1435, yaitu tanggal 4 Oktober 2014, 5 Oktober 2014, dan 6 Oktober 2014. 

Mayoritas media yang terbit di kawasan Timur Tengah pada hari Kamis 25 September 2014 menginformasikan tanggal 1 Zulhijah 1435 jatuh pada hari Kamis bertepatan dengan tanggal  25 September  2014. 

Laman “The Jordan Time” melaporkan bahwa ketua Mahkamah Syariah Jordania, Ahmad Hilayel menyatakan bahwa Idul Adha 1435 jatuh pada hari Sabtu 4 Oktober 2014.

Begitu pula harian “Saudi Gazette” melaporkan bahwa Mahkamah Tinggi Saudi Arabia menetapkan tanggal 1 Zulhijah 1435 jatuh pada hari Kamis 25 September 2014. Hal ini didasarkan pada laporan keberhasilan melihat hilal yang disaksikan oleh dua orang saksi yang adil dan bersesuaian dengan kalender Ummul Qura, maka wukuf di Arafah jatuh pada hari Jum’at 3 Oktober 2014 dan Idul Adha jatuh pada hari Sabtu 4 Oktober 2014. Keputusan Saudi Arabia ini diikuti berbagai negara di kawasanTimur Tengah dan belahan dunia yang lain seperti Belanda, Spanyol, Inggris, Denmark, dan Fiqh Council of North America (FCNA) sebagaimana disampaikan oleh Muzammil Siddiqi.

Menurut laman Islamic Crescents’ Observation Project (ICOP) menyebutkan ada enam belas negara yang akan melaksanakan Idul Adha 1435 pada hari Sabtu 4 Oktober 2014. Berbeda dengan laman ICOP, moonsighting.com mengabarkan ada enam puluh enam negara yang akan melaksanakan Idul Adha 1435 pada hari Sabtu 4 Oktober 2014. Negara-negara dimaksud diantaranya Saudi Arabia, Bahrain, Mesir, Iraq, Jordania, Kuwait, Libanon, Libya, Belanda, Spanyol, dan Jerman. Persyarikatan Muhammadiyah juga menetapkan Idul Adha 1435 jatuh pada hari Sabtu 4 Oktober2014. Keputusan ini didasarkan pada hisab wujudul hilal.

Selanjutnya menurut laman moonsighting ada delapan belas negara yang akan melaksanakan Idu l Adha 1435 jatuh pada hari Ahad 5 Oktober 2014 diantaranya, yaitu Yaman,Tanzania, Afrika Selatan, Zambia, dan Kenya. Semua negara anggota MABIMS (Indonesia, Malaysia, Brunai Darussalam, dan Singapore) juga menetapkan Idul Adha 1435 jatuh pada hari Ahad 5 Oktober 2014. Mufti Negara Singapore Mohamed Fatris Bakaram pada hari Rabu 24 September 2014 pukul 7.28 waktu setempat mengumumkan bahwa tanggal 1 Zulhijah 1435 jatuh pada hari Jum’at 26 September 2014 dan Idul Adha 1435 jatuh pada hari Ahad 5 Oktober 2014.

Kementerian Agama Republik Indonesia dalam sidang Itsbat yang dipimpin oleh Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar menerima laporan dari tujuh puluh titik observasi diseluruh Indonesia. Berdasarkan laporan tersebut tidak ada satupun yang menyatakan melihat hilal sehingga bulan Zulkaidah digenapkan menjadi tiga puluh hari (istikmal) dan awal bulanZulhijah 1435 jatuh pada hari Jum’at 26 September 2014. Dengan demikian Idul Adha atau 10 Zulhijah 1435 bertepatan hari Ahad 5 Oktober 2014. Hilal Sighting Committee of North America (HSCNA) juga menetapkan Idul Adha 1435 jatuh pada hari Ahad 5 Oktober 2014. Begitu pula Australian National Crescent Sighting Coordination Centre (ANCSCC) mengabarkan bahwa tanggal 1 Zulhijah 1435 jatuh pada hari Jum’at 26 September 2014 dan Idul Adha 1435 jatuh pada hari Ahad 5 Oktober 2014.

Sementaraitu laman ICOP dan moonsighting mengabarkan ada lima negara yang akanmelaksanakan Idul Adha 1435 hari Senin 6 Oktober 2014, yaitu Banglades, India,Oman, Pakistan, dan Srilanka. Kesemuanya menggenapkan bilangan bulan Zulkaidah menjadi tiga puluh hari karena tidak ada laporan keberhasilan melihat hilal.

Mengapa hal ini terjadi? Sebab hingga kini umat Islam belum memiliki sistem kalender Islam yang mapan dan terpadu. Yang ada hanyalah kalender Islam lokal yang berlaku pada negara, kawasan atau kelompok tertentu dan tidak berlaku untuk negara dan kawasan lain. Bahkan kecenderungan selama ini diskusi tentang kalender Islam didominasi dan lebih terfokus pada perdebatan antara hisab dan rukyat dalam menentukan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah. Bukti konkretnya dapat dilihat pada kasus perbedaan Idul Adha tahun ini.

Berdasarkan data di atas dan memperhatikan sistem kalender Islam yang berkembang di Dunia Islam nampak terjadi inkonsistensi dalam membangun sebuah kalender. Dalam konteks Indonesia selama tahun 1435 dari Muharam hingga Zulhijah dapat dinyatakan bahwa :

(1) jika data hasil perhitungan menunjukkan posisi hilal diatas ufuk dan memenuhi syarat visibilitas hilal MABIMS maka akan ada laporan yang mengaku berhasil melihat hilal, 
(2) jika data hasil perhitungan menunjukkan posisi hilal di bawah ufuk maka tidak ada laporan keberhasilan melihat hilal, dan
(3) jika data hasil perhitungan menunjukkan posisi hilal di atas ufuk namun belum memenuhi syarat visibilitas hilal MABIMS jika ada laporan keberhasilan melihat hilal namun tidak dapat diterima.
Kasus ketiga ini seperti terjadi pada penentuan awal Ramadan 1435. Dengan kata lain sistem kalender yang menggunakan teori wujudul hilal relatif lebih konsisten dibandingkan yang lain.

Akhirnya saya ingin mengingatkan kembali kepada pemerintahan yang baru, khususnya kepada bapak Jusuf Kalla untuk melanjutkan gagasannya yang telah dirintis sejak 2007 mewujudkan kalender Islam pemersatu demi kemajuan peradaban Islam ke depan.
Wa Allahu A’lam bi as-Sawab.


BukitAngkasa, 5 Zulhijah 1435/29 Septemberi 2014, pukul 06.30 AM.
SusiknanAzhari

No comments:

Post a Comment