Ada beberapa pertanyaan menarik pada saat penulis mengikuti kegiatan "Halaqah Nasional Ahli Hisab dan Fiqh" yang diselenggarakan Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah di Kampus Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Selasa-Rabu, 9-10 September 2014, yaitu :
Bagaimana jika nanti akan ada perbedaan masuknya Dzulhijjah antara yang ditetapkan oleh Muhammadiyah dengan Saudi Arabaia ???
Pertanyaan ini muncul dari salah satu peserta kegiatan, lalu dijawab oleh Prof. Dr. Syamsul Anwar, MA (selaku pemateri pada sesi itu) yang juga merupakan ketua Majelis tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, berikut jawabannya :
1. Sebagai ketentuan organisasi, tentu semua jajaran Muhammadiyah dari Pimpinan Pusat hingga Pimpinan Ranting di seluruh Indonesia, harus mengikuti apa yang sudah ditetapkan oleh PP Muhammadiyah,2. Mengingat Arab Saudi, dalam konteks kalender sehari-hari menggunakan Kalender Umul Quro yang noteben kriterianya adalah Wujudul Hilal (WH), namun dalam konteks penentuan bulan-bulan : Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah Arab Saudi murnni menggunakan Ru'yat, namun catatan penting adalah, untuk Arab Saudi Ru'yat yang digunakan adalah ketika data astronomis menunjukkan Bulan bernilai positif (>0*) maka Ru'yat akan diterima, terlebh sistem hukum penetapan jatuhnya bulan hijriyah di Arab Saudi kini sudah berada pada Mahkamah Agung Arab Saudi, jika terjadi perbedaan antara yang ditetapkan oleh Muhammadiyah dan Arab Saudi, maka Muhammadiyah tetap mennganjurkan untuk seluruh jajaran tetap mengikuti apa yang ditetapkan oleh Muhammadiyah, dan jika masih ada jama'ah yang merasa ragu, maka bagi jama'ah tersebut diberikan keleluasaan untuk memilih yang menurutnya diyakini.
Jika untuk kondisi di Indonesia, analisa jatuhnya Dzulhijjah bisa dismak di : https://www.facebook.com/notes/adi-damanhuri/analisa-ramadhan-syawwal-dzulhijjah-1435-h/10152002869141736
Bagaimana potensi perbedaan jatuhnya Dzulhijjah antara yang ditetapkan oleh Muhammadiyah dengan Arab Saudi ??? Maka penulis mencoba untuk ketengahkan sedikit ulasannya.
Data Astronomis :
Dari Accurate Time untuk Mekkah, Arab Saudi :
Pada saat Ijtimak :
pada saat Matahari terbenam :
Sedangkan data astronomis untuk Jakarta :
Pada Saat Ijtimak
Pada saat Matahai terbenam :
Jika menggunakan data Accurate Time :
1. Untuk Jakarta, Konjungsi terjadi pada Pkl. 13:14 LT, Matahari terbenam pada 17:49 LT, Bulan terbenam pada 17:52, Moon-Sun Topocentric Relative Altitude =+00°:42':42" (00,7°), Topocentric Crescent width = +00°:00':01" (0,01'), T. Illumination: 00,03 % Maka untuk data-data diatas, untuk Kriteria Wujudul Hilal (WH) untuk daerah Jakarta, maka :
- pada Maghrib 24 September 2014 telah masuk 1 Dzulhijjah 1435,
- Idul Adha 1435 jatuh pada Sabtu, 4 Oktober 2014 M,
2. Untuk Mekkah, Arab Saudi, Konjungsi terjadi pada Pkl. 07:21 LT, Matahari terbenam pada 18:18 LT, Bulan terbenam pada 18:23 LT, Moon-Sun Topocentric Relative Altitude =+01°:13':55" (01,2°), Topocentric Crescent width = +00°:00':02" (0,04'), T. Illumination: 00,12 % maka untuk data-data diatas untuk kriteria pada kalender Umul Quro (yang notebene menggunakan kriteria WH) jatuhnya 1 Dulhijjah dan Idul Adha sama dengan Penetapan oleh Muhammadiyah. Namun mengingat di Arab Saudi untuk Dzulhijjah penetapannya menggunakan Ru'yat murni, ada 2 kemungkinan yaitu :
- Jika peru'yat ada yang mengaku melihat, mengingat data astonomis menunjukkan Bulan positif, maka 1 Dzulhijjah mulai sejak maghrib
24 September 2014, dan Idul Adha pada 4 Oktober 2014 M,
- Jika peru'yat tidak ada yang melihat, maka 1 Dzulhijjah jatuh sejak maghrib 25 September 2014, dan Idul Adha pada 5 Oktober 2014 M.
Demikian sedikit analisa terkait jatuhnya 1 Dzulhijjah dan Idul Adha 1435 H, semoga dapat memberikan sedkit informasi dan bekal untuk menyikapi apapun yang akan terjadi pada penetapan Dzulhijjah dan Idul Adha 1435 H kali ini. Semoga bermanfaat.
Wa Allahu a'lam bishshowwab
Fastabiqull Khoirot
18 September 2014 M
Masjid Mujahidin, Bandung.
Adi Damanhuri
No comments:
Post a Comment