Saturday, July 19, 2014

" Terlalu " Sejumlah Tokoh Indonesia hadiri HUT Kemerdekaan Israel

Sejumlah tokoh dari Indonesia menghadiri perayaan kemerdekaan Zionis Israel di School of the Arts, Singapura. Pengkhianat, Itulah kata yang cocok untuk menyebut sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang hadir dalam peringatan HUT Israel, Kamis (26/4/2012) lalu.
Setidaknya ada sepuluh orang Indonesia yang hadir dalam peringatan ulang tahun ke-64 kemerdekaan Israel. Hebohnya lagi, tamu dari Indonesia itu semua muslim. Mereka adalah politikus tersohor bersama istri berjilbab, dua perwakilan dari KADIN, pengusaha, dan bekas petinggi ormas pemuda Islam.
Diberitakan harian online Merdeka.com, bahwa salah satu yang hadir dalam acara tersebut adalah politisi senior Ferry Mursyidan Baldan. Ferry yang kini menjadi pengurus ormas Nasional Demokrat (Nasdem) itu nampak duduk di deretan keempat dari belakang. Berdampingan dengan seorang perepuan berkerudung merah muda. Ferry memakai setelan jas lengkap dengan dasi dan berkacamata.
Rombongan asal Indonesia itu memilih duduk berpencar di empat barisan terakhir. “Dia kan sering datang ke Indonesia,” kata seorang petinggi KADIN (Kamar Dagang dan Industri), merujuk pada Duta Besar Israel buat Singapura Amira Arnon. Dia mengungkapkan KADIN selalu mendapat undangan serupa saban tahun.
Lantas muncul rombongan lain, yakni sejumlah politikus bersama istri dan sejumlah tokoh pemuda. “Saya sudah empat tahun menghadiri perayaan kemerdekaan Israel di Singapura,” kata salah satu dari mereka yang mengaku bekas sekretaris jenderal Himpunan Mahasiswa Islam ini. Bahkan, ia mengatakan bakal ada rombongan pemuda dari Indonesia yang akan berkunjung ke Israel bulan depan.

Ferry Mursidan Baldan
Sedangkan politikus yang juga pernah menjabat anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Ferry Mursyidan Baldan, mengaku sudah melawat ke Israel tiga tahun lalu. “Saya mengunjungi Hebron, Jericho, dan Yerusalem,” ujar pria berkaca mata ini. Dia juga sempat bertemu sejumlah anggota Knesset (parlemen Israel).
Istri Ferry tak kalah bangga bercerita soal kunjungan mereka ke negara Zionis itu. Menurut perempuan berjilbab ini, situasi Israel tidak seperti yang ia ketahui sebelumnya. “Di Knesset saja ada masjid karena ada anggota mereka keturunan Arab Muslim,” katanya. Semua orang Indonesia itu tidak kikuk berada di resepsi itu. Bahkan, mereka berbincang akrab dengan tuan rumah, yakni Duta Besar Israel untuk Singapura Amira Arnon. Amira tampak senang menyambut tetamunya dari Indonesia itu. Bahkan, ia menyebut mereka kawan Israel. Aroma undangan asal Indonesia itu boleh saja tercium wangi di hidung Arnon. Tapi bagi sebagian besar umat Islam, sangatlah menyakitkan.
Pengamat politik Universitas Indonesia Iberamsjah menilai, kehadiran politikus Partai Nasional Demokrat (NasDem) Ferry Mursyidan Baldan, dalam perayaan HUT Israel di Singapura, Kamis (26/4) lalu, dapat berakibat kepada berkurangnya kepercayaan publik kepada Partai Nasdem. Sebab, publik akan berpikir NasDem tak membela Islam. “Kita semua tahu tindakan Israel terhadap umat Islam di Palestina khususnya tak bisa ditolerir, tindakan Israel yang tidak terpuji,” kata Iberamsjah, Jakarta, Senin, (30/4).
Menurut Iberamsjah, kehadiran Ferry ke acara tersebut sangat melukai perasaan umat Islam. Iberamsjah lantas mempertanyakan apakah Partai NasDem memiliki hubungan dengan Israel. “Harus dan pantas dicurigai hubungan antara Partai Nasdem dengan Israel. Jangan-jangan biaya yang digunakan oleh Partai Nasdem selama ini berasal dari bankir-bankir Yahudi Israel, karena Partai Nasdem ini termasuk partai yang memiliki biaya besar dan tempo yang cepat,” jelas Iberamsjah. Demikian diberitakan merdeka.com.
Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amidhan menilai, kedatangan sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) ke perayaan HUT Israel di Singapura itu sebagai sebuah bentuk pengkhiatan terhadap Indonesia. Sebab, hingga saat ini Indonesia tak pernah mengakui adanya negara Israel. “Itu mengkhianati sikap kita yang tidak mengakui Israel. Itu tentu melukai hati rakyat Palestina dan negara lain yang mendukung kemerdekaan Palestina,” kata Amidhan.
Menurut dia, sikap Indonesia soal Israel sejak dulu hingga kini jelas. Indonesia bahkan hingga kini tak mau membuka hubungan diplomatik dengan negara zionis itu. “Karena di dalam konstitusi kita tak mendukung penjajahan. Nah Israel kan sampai sekarang masih menjajah Palestina,” kata dia.
Lebih lanjut dia mengatakan, kedatangan warga negara Indonesia ke acara tersebut tak sejalan dengan sikap pemerintah Indonesia. Sebab, hingga kini Indonesia masih memperjuangkan kemerdekaan Palestina. “Kita tidak ada urusan dengan Israel,” kata dia.
Kecaman senada juga diutarakan oleh Pendiri organisasi kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committe (MER-C), Joserizal. Ia mengutuk keras tindakan sejumlah tokoh dari Indonesia yang menghadiri acara tersebut. ”Mereka telah melanggar konstitusi negara Indonesia,” ujar Joserizal, Senin (30/4/2012).
Tak cuma itu, Joserizal juga menganggap tokoh Indonesia yang menghadiri acara kemerdekaan Zionis Israel itu sebagai sebagai pengkhianat bangsa. “Mereka jelas-jelas melanggar konstitusi. Mereka adalah bagian dari penghianat bangsa!” ujar Joserizal. Menurut dia, berdasarkan pembukaan Undang undang Dasar Negara 1945 menyatakan, ”Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. Seperti dikutip republika.co.id.
Menurut Jose, Israel adalah penjajah di Palestina. Ia menegaskan bahwa Palestina seharusnya berhak merdeka. ”Sebagai bangsa yang berpegangan pada pembukaan UUD 1945, seharusnya para tamu tersebut menyadari bahwa Israel adalah penjajah. Sehingga tak sepatutnya menghadiri acara peringatan Hari Kemerdekaan Israel tersebut.
Ia menambahkan, kalau pun batang tubuh UUD masih dapat diubah, namun pembukaan UUD merupakan sesuatu yang tak dapat ditawar. Jose juga menegaskan, baik politis maupun pejabat yang menghadiri hari kemerdekaan Zionis Israel tak pantas menjabat di Indonesia. Sudah sepatutnya mengundurkan diri dari jabatan atau mundur dari kiprah politik mereka di Indonesia. “Mereka seharusnya berhenti dari jabatan mereka. Mereka tidak pantas jadi politisi di sini,” kata dia.
Patut disesalkan dengan kehadiran sejumlah warga negara Indonesia dalam peringatan HUT Kemerdekaan Israel di Singapur. Walaupun tidak ada konsekuensi hukuman, tentu hal ini pada khususnya sangat melecehkan para pujuang Palestina dan melukai perasaan umat Islam pada umumnya. Mereka (WNI) yang hadir di acara HUT Israel berarti tidak menghormati konstitusi UUD 1945 yang menentang setiap penjajahan di atas dunia. Artinya, mereka telah mengkhianati kemerdekaan bangsa. Apalagi HUT kolonialis yang konstitusi RI tak mengakui negara tersebut.  [

1 comment:

  1. DPR perlu membahas UU yang tdk menghormati Konstitusi UUD 1945.

    ReplyDelete