Dr H Haedar Nashir, MSi
Kemajuan suatu bangsa tergantung pada pendidikannya. Tidak ada bangsa yang maju tanpa melalui tangga pendidikan. Banyak negara maju seperti Jepang yang tidak memiliki sumberdaya alam yang kaya raya, tetapi karena memiliki modal sumberdaya manusia yang unggul, akhirnya menjadi negara modern yang maju. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi menjadi kekuatan Jepang melampaui negara negara lainnya yang hanya mengandalkan sumberdaya alam. Apalagi jika suatu negara itu kaya sumberdaya alamnya sekaligus memiliki sumberdaya manusia yang berkualitas utama, maka negara tersebut tentu akan mengalami lompatan kemajuan. Karenanya, tantangan bagi negara-negara sedang berkembang seperti Indonesia ialah, bagaimana menjadikan pendidikan sebagai strategi kebudayaan menuju kemajuan bangsa.
Muhammadiyah sebagai kekuatan bangsa dan ikut meletakkan fondasi negara, sejak awal kelahirannya bekiprah antara lain dalam gerakan pendidikan. Gerakan pendidikan Muhammadiyah berkarakter khas, yakni sistem pendidikan Islam modern yang berkemajuan. Melalui pendidikan Muhammadiyah bergerak tak kenal lelah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Karenanya, ketika Muhammadiyah memasuki abad kedua, seluruh institusi pelaksana pendidikan di lingkungan Persyarikatan dituntut komitmen dan tanggung jawabnya untuk merevitalisasi pendidikan Muhammadiyah agar menjadi pranata strategic untuk mencerahkan umat dan bangsa.
Transformasi Pendidikan
Pendidikan adalah proses menjadikan manusia sebagai insan yang berakal-budi mulia. Pendidikan akal budi. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Sisdiknas 2003). Dalam pandangan Muhammadiyah, pendidikan merupakan upaya sadar penyiapan peluang bagi manusia untuk menguasai ipteks berbasis wahyu tekstual (qauliyah) dan wahyu natural (qauniyah: alam semesta), mengembangkan kemampuan pemanfaatan alam semesta, menyerap seluruh prinsip perubahan peradaban bagi kesejahteraan seluruh umat manusia dalam bentangan masa depan sejarah (Tanfidz Muktamar Ke-46 Th 2010).
Dengan pandangan pendidikan yang substantif itu maka sesungguhnya pendidikan merupakan strategi kebudayaan dalam membangun insan yang utuh menuju terwujudnya kebudayaan dan peradaban yang mulia. Bagi bangsa Indonesia yang religius dan memiliki ideologi Pancasila, pendidikan harus terus diupayakan untuk menjadikan kebudayaan bangsa meraih kemajuan secara lahir dan batin. Di sinilah pentingnya pendidikan diletakkan dalam perspektif kebudayaan bangsa menuju masa depan yang berkemajuan.
Karena pendidikan mengasah akal-budi manusia. Manusia yang berakal-budi hidupnya akan berada dalam bingkai nilai-nilai utama yang mampu membedakan hal-hal yang benar dari yang salah, yang baik dari yang buruk, dan yang pantas dari yang tidak pantas. Dalam kehidupan kolektif ketika manusia terbangun akal-budinya yang luhur maka akan terbentuk keadaban masyarakat yang berbasis pada keluhuran akal-budi insani. maka itulah yang membentuk kebudayaan. Manakala kebudayaan itu mencapai puncak kemajuan maka disebut sebagai peradaban. Dengan demikian pendidikan merupakan satu matarantai dengan kebudayaan dan peradaban bangsa.
Karena pendidikan mengasah akal-budi manusia. Manusia yang berakal-budi hidupnya akan berada dalam bingkai nilai-nilai utama yang mampu membedakan hal-hal yang benar dari yang salah, yang baik dari yang buruk, dan yang pantas dari yang tidak pantas. Dalam kehidupan kolektif ketika manusia terbangun akal-budinya yang luhur maka akan terbentuk keadaban masyarakat yang berbasis pada keluhuran akal-budi insani. maka itulah yang membentuk kebudayaan. Manakala kebudayaan itu mencapai puncak kemajuan maka disebut sebagai peradaban. Dengan demikian pendidikan merupakan satu matarantai dengan kebudayaan dan peradaban bangsa.
Bangsa Indonesia di masa depan akan menghadapi banyak tantangan baik dalam kawasan lokal dan nasional maupun global. Ke depan menjadi suatu kebutuhan adanya paradigma baru dalam hubungan umat manusia sejagat makin menjadi suatu keniscayaan, yaitu suatu kesadaran akan hadirnya "martabat manusia universal" (Magnis-Suseno, 1992: 104). Dalam konteks ini seluruh media sosialisasi untuk membentuk manusia Indonesia yang bermartabat
lembaga-lembaga adat, dan berbagai lingkungan sosial lainnya dalam seluruh kehidupan masyarakat Indonesia. Di sinilah pentingnya menjadikan pendidikan sebagai strategi kebudayaan membangun peradaban bangsa.
Melalui pendidikan sebagai strategi kebudayaan maka terjadi proses transformasi kebudayaan menuju peradaban yang berkemajuan. Transformasi kebudayaan Indonesia sebagai kekuatan potensial dan aktual baik dalam berinteraksi dengan kebudayaan global maupun dalam membangun masa depan yang lebih tercerahkan (maju dan berkeadaban), antara lain dapat ditempuh melalui rekonstruksi pendidikan dan penataan kembali sistem sosial-budaya yang fundamental. Pendidikan sebagai faktor strategis pembangunan bangsa seyogianya dikembalikan pada misinya yang kokoh, yaitu sebagai strategi kebudayaan untuk membentuk watak bangsa yang cerah-budi dan berkeadaban. Pendidikan saat ini kurang berhasil dalam menanamkan nilai benar-salah, baik-buruk, pantas-tidak pantas dalam sistem perilaku subjek didik, sehingga melahirkan generasi robot yang menguasai iptek tetapi gagap nilai moral.
Melalui pendidikan sebagai strategi kebudayaan maka terjadi proses transformasi kebudayaan menuju peradaban yang berkemajuan. Transformasi kebudayaan Indonesia sebagai kekuatan potensial dan aktual baik dalam berinteraksi dengan kebudayaan global maupun dalam membangun masa depan yang lebih tercerahkan (maju dan berkeadaban), antara lain dapat ditempuh melalui rekonstruksi pendidikan dan penataan kembali sistem sosial-budaya yang fundamental. Pendidikan sebagai faktor strategis pembangunan bangsa seyogianya dikembalikan pada misinya yang kokoh, yaitu sebagai strategi kebudayaan untuk membentuk watak bangsa yang cerah-budi dan berkeadaban. Pendidikan saat ini kurang berhasil dalam menanamkan nilai benar-salah, baik-buruk, pantas-tidak pantas dalam sistem perilaku subjek didik, sehingga melahirkan generasi robot yang menguasai iptek tetapi gagap nilai moral.
Pendidikan Muhammadiyah
Muhammadiyah merupakan kekuatan nasional yang sejak awal bekiprah dalam perjuangan kemerdekaan dan bahkan ikut aktif dalam mendirikan Negara Indonesia Merdeka tahun 1945. Di antara kiprah nyata Muhammasiyah sebelum dan sesudah Indonesia merdeka ialah di bidang pendidikan. Dalam dunia pendidikan, kiprah Muhammadiyah sangat menonjol dengan memelopori lahirnya sistem pendidikan modern untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Muhammadiyah sejak awal berdirinya antara lain melakukan gerakan "reformulasi ajaran dan pendidikan Islam". Dalam Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah tahun 2005, yang berkaitan dengan usaha di bidang pendidikan ialah (1) Meningkatkan harkat, martabat, dan kualitas sumberdaya manusia agar berkemampuan tinggi serta berakhlak mulia; dan (2) Memajukan dan memperbarui pendidikan dan kebudayaan, mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. serta meningkatkan penelitian. (Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 2005. 134).
Muhammadiyah merupakan kekuatan nasional yang sejak awal bekiprah dalam perjuangan kemerdekaan dan bahkan ikut aktif dalam mendirikan Negara Indonesia Merdeka tahun 1945. Di antara kiprah nyata Muhammasiyah sebelum dan sesudah Indonesia merdeka ialah di bidang pendidikan. Dalam dunia pendidikan, kiprah Muhammadiyah sangat menonjol dengan memelopori lahirnya sistem pendidikan modern untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Muhammadiyah sejak awal berdirinya antara lain melakukan gerakan "reformulasi ajaran dan pendidikan Islam". Dalam Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah tahun 2005, yang berkaitan dengan usaha di bidang pendidikan ialah (1) Meningkatkan harkat, martabat, dan kualitas sumberdaya manusia agar berkemampuan tinggi serta berakhlak mulia; dan (2) Memajukan dan memperbarui pendidikan dan kebudayaan, mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. serta meningkatkan penelitian. (Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 2005. 134).
Kepeloporan Muhammadiyah dalam pembaruan pendidikan selain melekat dengan ide tajdid atau pembaruan Islam. juga dalam pandangannya bersifat holistik. Pendidikan Muhammadiyah sejak awal merupakan pendidikan Islam yang memadukan pendidikan agama dan umum dalam berbagai ranahnya baik yang berdimensi ruhaniah atau spiritualitas. inteIektualitas, maupun kemampuan-kemampuan keahlian dalam diri manusia. Pendidikan juga melibatkan lembaga sekolah atau lembaga formal, keluarga,dan masyarakat sebagai satu kesatuan institusional. Dalam Pandangan kuntowijoyo (1985;37), pendidikan Muhammadiyah sebagaimana digagas Kiai Dahlan, mampu mengintegrasikan antara iman dan kemajuan, yang melahirkan generasi Muslim terpelajar yang kuat iman dan kepribadiannya sekaligus mampu menghadapi tantangan zaman. Pendidikan Muhammadiyah melahirkan elite sosial baru berupa kelas menengah yang tersebar di berbagai struktur kehidupan nasional.
Dengan misi strategis itu maka lembaga pendidikan Muhammadiyah merumuskan formula tujuan untuk membangun sosok manusia yang utuh, yaitu: (1) berkembangnya potensi manusia yang berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, beriman, dan bertakwa kepada Allah, sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya; (2) terwujudnya kemampuan penciptaan, pengembangan, dan penyebarluasan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang terintegrasi dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SwT; dan (3) terbinanya Keislaman dan Kemuhammadiyahan di lingkungan pendidikan Muhammadiyah (Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 2010). Dari spirit pendidikan Muhammadiyah yang mendasar itu maka gerakan Islam ini mampu memberikan sumbangsih yang berharga bagi kemajuan umat, bangsa, dan dunia kemanusiaan. Sumbangsih Muhammadiyah di bidang pendidikan diakui masyarakat luas dan pemerintah pada setiap periode zaman, bahkan ketika Indonesia masih dalam penjajahan. Di seluruh pelosok Tanah Air hingga ke daerah-daerah terpencil, Muhammadiyah merintis dan memperluas penyelenggaraan pendidikan sebagai wujud pengkhidmatan kepada bangsa.
Dengan misi strategis itu maka lembaga pendidikan Muhammadiyah merumuskan formula tujuan untuk membangun sosok manusia yang utuh, yaitu: (1) berkembangnya potensi manusia yang berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, beriman, dan bertakwa kepada Allah, sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya; (2) terwujudnya kemampuan penciptaan, pengembangan, dan penyebarluasan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang terintegrasi dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SwT; dan (3) terbinanya Keislaman dan Kemuhammadiyahan di lingkungan pendidikan Muhammadiyah (Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 2010). Dari spirit pendidikan Muhammadiyah yang mendasar itu maka gerakan Islam ini mampu memberikan sumbangsih yang berharga bagi kemajuan umat, bangsa, dan dunia kemanusiaan. Sumbangsih Muhammadiyah di bidang pendidikan diakui masyarakat luas dan pemerintah pada setiap periode zaman, bahkan ketika Indonesia masih dalam penjajahan. Di seluruh pelosok Tanah Air hingga ke daerah-daerah terpencil, Muhammadiyah merintis dan memperluas penyelenggaraan pendidikan sebagai wujud pengkhidmatan kepada bangsa.
Kini tantangannya bagaimana menjadikan pendidikan Muhammadiyah sebagai institusi modern yang mencerahkan untuk membawa kemajuan hidup umat manusia yang utuh lahir dan batin, individu dan soaial, dunia dan akhirat. Pendidikan Muhammadiyah adalah pendidikan pencerahan kesadaran ketuhanan (makrifat iman/tauhid) yang menghidupkan, mencerdaskan dan membebaskan manusia dari kebodohan dan kemiskinan bagi kesejahteraan dan kemakmuran manusia dalam kerangka kehidupan bangsa dan tata pergaulan dunia yang terns berubah dan berkembang (Tanfidz Muktamar Ke-46 Th 2010). Pendidikan Muhammadiyah adalah penyiapan lingkungan yang memungkinkan seseorang tumbuh sebagai manusia yang menyadari kehadiran Allah SwT sebagai Rabb dan menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Pendidikan Muhammadiyah merupakan pendidikan yang holistik untuk melahirkan generasi yang memiliki keunggulan kecerdasan spiritual, moral, intelektual, dan sosial secara utuh. Dari rahim Muhammadiyah harus lahir generasi Muslim terpelajar yang kuat iman dan kepribadiannya, sekaligus mampu menghadapi dan menjawab tantangan zaman selaku insan al-kamil. Inilah watak utama pendidikan Islam modern yang berkemajuan!
" Kalo disimpulkan secara singkat pesan KH Ahmad Dahlan :
ReplyDeleteDakwah di Muhammadiyah harus Lahir Batin dan merasa Gembira " .
"" MLBG ( Muhammadiyah Lahir Batin Gembira )"".