“Kami punya mekanisme internal organisasi, sudah ada ketentuan kalo menjadi tim sukses calon harus non aktif. Ketika pileg kemarin banyak surat pengajuan non aktif masuk.” Tutur Noordjannah Djohantini dalam konferensi pers yang diadakan Senin (14/07) di Gedung Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah. Hal tersebut merupakan tanggapan ‘Aisyiyah atas pertanyaan sikap ‘Aisyiyah pada anggota yang masuk dalam politik praktis.
Noor menegaskan kembali, secara organisasi ‘Aisyiyah sejalan dengan putusan Persyarikatan Muhammadiyah yang memilih netral dalam pemilu. Tapi Noor menekankan, ‘Aisyiyah memberi kebebasan pada wargaya untuk memilih calon presiden sesuai kemantapan hati. Menurutnya, keberpihakan Muhammadiyah berarti melanggar ketentuan organisasi.
Ditanya soal adakah data yang menunjukkan banyaknya kader terjun ke politik praktis selama pemilu, Noor menyampaikan hal itu belum secara jelas bisa diketahui.
“Karna level organisasi ‘Aisyiyah khan berjenjang. Dari daerah data akan masuk ke wilayah, kami menerima laporan dari wilayah. Kalau untuk legislatif data yang masuk kami ada.“ Ungkap Noor.
Dalam konferensi pers tersebut Noor, atas nama ‘Aisyiyah mengajak setiap elemen masyarakat untuk menahan diri dan ikut mengkondusifkan suasana pasca pemilu yang tensinya tidak menurun. Noor meminta terutama pada warga persyarikatan dan simpatisan Muahammadiyah-‘Aisyiyah agar tidak terprovokasi. [sp/aisyiyah.or.id]
Membesarkan 'Aisyiyah dpat dilakukan didalam dan diluar Organisasi Aisyiyah. Kader 'Aisyiyah adalah Kader Aisyiyah, Kader Ummat dan Kader Bangsa.
ReplyDelete