Thursday, October 9, 2014

Seruan Muhammadiyah Sudah Direspon KY dan MA


Jum'at 10 Oktober 2014 

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. Din Syamsuddin, MA kembali meminta Mahkamah Agung (MA) dan Komisi Yudisial (KY) menegakkan keadilan di atas kebenaran. Hal ini terkait kasus yang menimpa warga Muhammadiyah H. Asri di Kalimantan Timur, yang diduga dikriminalisasi pengusaha asal Singapura LTK.

"Ini kedua kali Muhammadiyah meminta kepada MA dan KY menegakkan keadilan atas kasus yang menimpa warga kami," ujar Din, Kamis (9/10/2014) yang dikutip dari detik.com

"Kenapa Muhammadiyah harus membela warganya, karena kami tak ingin melihat ada kesewenang-wenangan yang menimpa warga kami. Perlakuan pengusaha Singapura yang tiba-tiba menjadi WNI ini sudah berlebihan karena diduga melibatkan banyak oknum aparat yang ikut serta memuluskan upaya kriminalisasi tersebut," tambah Din.

Din menegaskan, nasib warganya sungguh mengenaskan, karena akibat kriminalisasi itu, warganya harus mendekam selama dua bulan di tahanan polisi hingga meninggal dunia.

"Padahal, warga kami dinyatakan bebas murni oleh pengadilan. Tetapi karena nasi sudah menjadi bubur, kini kami tinggal meminta MA dan KY untuk menegakkan keadilan," jelas Din.

Din meminta orang-orang dan oknum aparat yang membantu LTK, kini sebagian diketahui menjadi komisaris perusahaan agar diisut.

Berdasarkan dokumen resmi yang dipegang Din, serta kerja advokasi PP Muhammadiyah Dr. Saiful Bakhri, SH, MH, maka Din menyimpulkan telah terjadi kriminalisasi terstruktur terhadap H. Asri hingga meninggalnya yang bersangkutan.

H. Asri adalah pemilik PT. Gunung Bayan Pratama Coal mendapatkan ijin PKP2B (Perjanjian kerjasama pengusahaan tambang batubara) dari Pemerintah pada 15 Agustus 1994. Perusahaan itu adalah pemegang/pemilik PKP2B seluas 100.000 hektar, terletak di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, berdasarkan SK No.002/PK/PT.BA-PT.GBP/1994.

Pada tanggal 1 November 1995 bertempat di Singapura, PT. Gunung Bayan Pratama Coal, mengadakan kesepakatan kerjasama pengusaha LTK.

Dijelaskan Din, dalam perjalanannya, kerjasama tersebut akhirnya menjadi bermasalah karena LTK yang awalnya berkewarganegaraan Singapura, ternyata berkali-kali melakukan tindakan tercela. Anehnya, tindakannya tersebut sepertinya malah didukung oleh oknum di Kementrian ESDM (saat itu masih Kementrian Tambang dan Energi).

Terbukti pada 30 Mei 1997, muncul surat dari Direktur, Direktorat Batubara, Departemen Pertambangan dan Energi yang isinya tidak memperkenankan H. Asri selaku pemilik PT. Gunung Bayan Pratama Coal untuk melakukan kerjasama dengan pihak lain apabila permasalahan dengan pengusaha LTK belum selesai.

Berlarut-larut, hingga akhirnya pada 27 Nopember 1997, dengan dibantu oleh oknum-oknum Dirjen dan Irjen Pertambangan, akhirnya memaksa H. ASRI melepas seluruh saham PT. Gunung Bayan Pratama Coal kepada perusahaan LTK.

Din prihatin, karena dalam kondisi seperti itu, ternyata H. Asri malah diminta melunasi pajak yang tidak seharusnya dibayar. Bahkan, pihak LTK malah memperkarakan Asri ke Mabes Polri.

"Nah, H. Asri sempat ditahan polisi selama dua bulan pada tahun 2009. Antara H. Asri dan sdr LTK, memang saling lapor polisi. Namun laporan H. Asri ke Polisi malah di SP-3 hingga tidak bisa dilanjutkan. Korban mengaku direkayasa oleh oknum penegak hukum. Akibat menjalani kriminalisasi yang bertubi-tubi itu, H. Asri meninggal pada 2012 silam. Ini menyedihkan," tambah Din.

Meski demikian, menurut Din, pihaknya optimis MA akan merespon permintaannya agar korban mendapatkan keadilan, karena setelah mengalami proses kriminalisasi yang panjang, pada November 2012, akhirnya turun Putusan Perkara Pidana Mahkamah Agung RI, No.1711 K/Pid/2011, tanggal 14 November 2012. Dimana (alm) H. Asri dinyatakan bebas murni.
Dengan demikian, sebenarnya pihak LTK harus menyelesaikan kewajibannya dan tidak lagi mengurus perusahaan H. Asri.
 
"Payahnya, kemarin kami dengar oknum Pejabat ESDM waktu itu yang membantu LTK untuk menekan Asri, kini malah diberi posisi sebagai Komisaris. Kami sudah kirim surat ke MA dan KY, dan sudah ada respon tertulis dari KY. Namun belum ada respon dari MA," tutup Din. [sp/mch]

Mengumpat Soal Adzan di Path, Mahasiswa Ditangkap Polisi

Seorang mahasiswa di Kota Palu, berinisial Wayan Ch (21), terpaksa berurusan dengan pihak kepolisian karena ulahnya di media sosial Path yang menyinggung umat Islam. Ch pun menyampaikan permintaan maaf kepada umat Islam dalam konferensi pers di ruang Press Room Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah, Kamis (9/10/2014). 

"Saya sangat menyesali atas apa yang telah saya lakukan, yang menyinggung umat Muslim. Dengan rendah hati, izinkan saya memohon maaf atas apa yang telah saya lakukan. Saya sadar kesalahan saya cukup besar," kata Ch. 

Tak hanya Ch, atas nama keluarga, Mohammad Nasir (45), selaku paman Ch, juga memohon maaf yang sebesar-besarnya terhadap umat Islam karena ulah keponakannya tersebut. 

"Orangtua anak ini kebetulan ada di kampung. Jadi, saya diminta mewakili pihak keluarga untuk meminta maaf lebih khusus buat kaum Muslim. Semoga keponakan saya yang telanjur berbuat salah dapat dimaafkan," ujar Nasir. 

Kasus penistaan agama yang dilakukan Ch di media sosial ini terjadi pada Minggu (5/10/2014) lalu. Saat itu, Ch menuliskan kekesalannya terhadap suara takbir dari sebuah masjid di dekat kos-kosannya. Akibatnya, hujatan dan kecaman terhadap Ch bermunculan hingga akhirnya Ch diamankan pihak berwajib. 

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sulteng Ajun Komisaris Besar Polisi Oetoro Saputro mengatakan, pihaknya sudah memeriksa Ch dan sejumlah saksi serta berkoordinasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan PB Alhaeraat bahwa kasus ini merupakan dugaan penistaan agama atau yang dapat menimbulkan konflik SARA. 

"Untuk itu, Polda secara tegas melakukan penahanan terhadap tersangka Ch. Ch kita kenakan dengan Pasal UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dengan ancaman hukuman enam tahun penjara dan penistaan agama dengan ancaman hukuman yang sama," ujar Oetoro. 

Oetoro juga meminta kepada umat Islam untuk tidak terprovokasi atas kasus ini. Sebab, saat ini kasusnya sudah ditangani oleh pihak kepolisian.(kmps/sp)


Rekonstruksi Nilai-nilai Muhammadiyah di Kampus UMM

Beberapa waktu yang lalu kita sempat dihebohkan dengan berita dari UIN Sunan Ampel Surabaya yang mengangkat tema kontrofersial pada acara ospek. "Tuhan 'Membusuk'; Rekonstruksi Fundamentalis menuju Islam Kosmopolitan", merupakan tema yang sempat ditanggapi dengan pelaporan ke Polisi oleh FPI Surabaya. 

Saya tidak mau sepenuhnya menyalahkan tema tersebut apalagi mengatakannya itu sesat, karena saya yakin, ada makna dibalik tema tersebut ditambah lagi dengan kenyataan bahwa mereka berasal dari Fakultas Usluhuddin dan Filsafat. Terlalu gegabah rasanya ketika kita menyimpulkan hal tersebut sebagai suatu penghinaan, dengan background pendidikan bukan dari filsafat.

Pada postingan kali ini, saya akan mencoba membuat plesetan dari tema tersebut, tapi ini akan lebih berfokus pada Organisasi Muhammadiyah dan kampus saya Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Rekonstruksi Nilai-nilai Muhammadiyah di Kampus UMM.", merupakan judul postingan saya kali ini. Saya tidak bermaksud sama sekali untuk menghina Muhammadiyah karena bagaimana pun saya dewasa dan besar di Muhammadiyah. Saya hanya ingin mencoba untuk menyimpulkan dan meluapkan kegundahan saya terhadap posisi Muhammadiyah di UMM, sekalipun juga bisa menjadi kritikan buat kita bersama sebelum kritikan itu datang dari orang lain.

UMM Sebagai Amal Usaha Muhammadiyah (AUM).

Dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah pasal 7 ayat 1 mengatakan "Untuk mencapai maksud dan tujuannya, Muhammadiyah melaksanakan Dakwah Amar Ma'ruf Nahi Mungkar dan Tajdid yang diwujudkan dalam usaha di segala bidang kehidupan." kemudian dilanjutkan pada ayat 2 "Usaha Muhammadiyah diwujudkan dalam bentuk amal usaha, program, dan kegiatan yang macam dan penyelenggaraannya diatur dalam ART."



Ketika kita membuka Anggaran Rumah Tangga (ART) Muhammadiyah, pada dasarnya ada 14 macam amal usaha yang ingin diwujudkan oleh Muhammadiyah. Ketika kita mengamati ke-14 amal usaha tersebut kita dapat mengklasifikasikannya menjadi 8 lahan garap dan salah satunya adalah Pendidikan. Berbicara tentang Pendidikan dan Muhammadiyah tentunya tidak diragukan lagi bagaimana peran dan aksi Muhammadiyah dalam ranah yang satu ini. Mulai dari TK sampai Perguruan Tinggi, dan dari Sabang sampai Merauke, Muhammadiyah telah memberikan sumbangsih besar untuk Bangsa Indonesia khususnya di sektor pendidikan. Di tanah "Arema" sendiri berdiri sebuah PTM yaitu Universitas Muhammadiyah Malang yang eksistensinya dalam membangun pendidikan tidak perlu dipertanyakan lagi.

UMM Sebagai Lahan Perkaderan atau Lahan Penghasil Uang..?.

Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi berbasis "Perkaderan" tentunya harus terus mengepakkan sayapnya sebesar mungkin untuk menjangkau semua kalangan di masyarakat. Untuk mewujudkan hal tersebut dibuatlah beberapa Organisasi Otonom (Ortom) Muhammadiyah yaitu: Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiyatul Asyiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Kepanduan Hizbul Wathan, dan Tapak Suci. Ke-7 Ortom Muhammadiyah tersebut diharapkan mampu menjadi perpanjangan tangan Muhammadiyah dalam perkaderan di berbagai kalangan di masyarakat.



Selain disokong dari berbagai Ortom Muhammadiyah diatas, Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) sebagai salah satu ranah dalam AUM, tentunya memiliki tanggung jawab yang sama. Tanggung jawab untuk menjadi lahan perkaderan Muhammadiyah. Namun, semuanya terasa berbeda ketika kita berada di UMM. Sebagai PTM, UMM menjadi sangat liberal dalam hal pembumian nilai-nilai Muhammadiyah. Sebagai penguat saya akan membeberkan beberapa fakta yang saya rasakan selama kuliah setahun di UMM:

1. Mahasiswa baru di UMM tidak diperkenalkan tentang apa itu Muhammadiyah..?, posisi Ortom di AUM, dan bagaimana sikap sebagai Mahasiswa di PTM.

2. Penanaman nilai-nilai Muhammadiyah dan ke-Islam-an sangat kurang dan minim. Sehingga, wajar ketika di UMM kita masih bisa menjumpai mahasiswi dengan pakaian yang 11-12 dengan selebritis kelas kakap.

3. Mata kuliah AIK dan pelaksaan Kuliah Ahad Pagi (KAP) masih belum cukup maksimal dalam hal penanaman nilai ke-Muhammadiyah-an maupun ke-Islam-an.

Beberapa fakta yang saya rasakan di atas tentunya sangat melemahkan dan memberatkan pergerakan perkaderan yang menjadi salah satu tujuan Muhammadiyah. Namun, hal-hal di atas tentunya akan sangat memperlancar sumber pemasukan UMM dalam hal segi biaya. Dengan hal-hal tersebut, tentunya tidak menjadi masalah lagi buat para kader organisasi lain untuk memasukkan anaknya di UMM karena kurangnya penanaman nilai-nilai Muhammadiyah.



Ada 1 fakta lagi yang saya rasa bisa menjadi penguat. Di UMM terdapat sebuah gedung pertemuan dengan kapasitan hingga 8.000 orang bernama UMM Dome. Gedung tersebut, dengan segala fasilitas dan kebesarannya tentu bisa digunakan untuk berbagai acara besar termasuk "Konser Musik". Dalam beberapa kejadian, di UMM Dome dilaksanakan Konser Musik yang menurut saya sangat-sangat melenceng dari posisi UMM sebagai Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang lebih dalam lagi sebagai ranah dakwah Islam. Entah pemikiran jenis apa yang digunakan oleh Pimpinan UMM sehingga konser-konser jenis ini bisa lolos masuk di UMM. Apakah karena mereka sanggup bayar biaya penyewaan gedung..??. Kalau begitu timbul pertanyaan besar "UMM Sebagai Lahan Perkaderan atau Lahan Penghasil Uang..?".

IMM Sebagai Anak yang Tak Dikenal.

Posisi UMM sebagai PTM sudah seharusnya menjadi lahan subur bagi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dalam mejalankan misi perkaderan Muhammadiyah. Lahan subur dalam artian tidak ada lagi kendala teknis dalam hal menjalankan misi perkaderan tersebut, mengingat secara ideologi maupun tujuan sama-sama mengarah ke maksud dan tujuan Muhammadiyah. Tentunya dengan label PTM yang dimiliki UMM harus bisa menjadi bantal empuk buat IMM, berbeda ketika di UB, UIN, UM, dan kampus-kampus lain yang berlabel PTN. Dimana secara posisi IMM masih harus bersaing dengan organisasi kemahasiswaan lainnya.



Dalam Qaidah Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM), sudah dijelaskan tentang posisi IMM dalam PTM, yaitu di Bab X Pasal 39 Ayat 3; "Organisasi Mahasiswa dalam Perguruan Tinggi Muhammadiyah yaitu Senat Mahasiswa dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah." Sehingga akan sangat lucu ketika Pengenalan IMM dalam acara Pesmaba FEB-UMM tahun 2014 "dihapuskan" dengan rasionalisasi bahwa ketika IMM dapat kesempatan untuk perkenalan maka organisasi mahasiswa lainnya juga harus diberikan kesempatan. Secara kasat mata organisasi mahasiswa selain IMM memang tidaklah begitu tampak di UMM, namun ketika kita sedikit saja mau jujur dan berani untuk menampakkannya, maka akan terlihat bagaimana permainan cantik ala mafia tingkat internasional.

Permainan pemimpin PTM yang begitu sangat tidak profesional inilah yang kemudian menghambat pergerakan IMM di PTM. Ketika seorang pemimpin PTM yang sangat condong kepada organisasi semasa mudanya dibiarkan, maka wajar ketika IMM masih harus bergelut dan berjuang untuk mengembalikan posisinya. Saya sempat miris ketika melihat dan mendengar beberapa argumen mahasiswa dan bahkan jajaran dosen dan dekanat yang mengatakan IMM itu adalah UKM, LSO, dan sebutan-sebutan lain yang sangat tidak sesuai dengan Qaidah PTM.

Permasalah diatas inilah yang kemudian membuat IMM tidak dikenal di rumah sendiri. Sehingga, sangat perlu menjadi pertimbangan buat PW maupun PP Muhammadiyah untuk mengangkat pemimpin PTM haruslah benar-benar kader dan pernah berjuang di Ortom Muhammadiyah. Saya akan mengutip kalimat KH. Ahmad Dahlan yang saya tujukan kepada seluruh Pemimpin di Muhammadiyah "Hidup-hidupilah Muhammadiyah, Jangan Mencari Hidup di Muhammadiyah."
Penulis Oleh: Andi Akbar Tanjung
Andi.akbar17@gmail.com / www.andiakbar.com


September 30th 2014
Malang, East Java - Indonesia
at Kamar Kost tercinta.
( kiriman tulisan pembaca sangpencerah.com)

Andaikan KH.Ahmad Dahlan Mempunyai Karya Tulis ?

Tokoh-tokoh Islam pada era klasik membuat sebuah karya untuk menyumbangkan gagasan, pemikiran dan ilmu tentunya. Seperti halnya Imam Syafi’i yang menulis kitab tentang ushul fiqh dengan judul “Ar Risalah”. Karena beliau mempunyai pemikiran yang cemerlang dalam masalah hukum-hukum Islam, yang disusun begitu sistematik dalam bukunya itu. Dengan lahirnya kitab Ar Risalah ini, fase awal perkembangan ushul fiqh pun bermula. Kitab ini menjadi rujukan utama bagi ahli ushul di masa-masa seterusnya. Gagasan dan ide cemerlang dari Imam Syafi’i membuat semua orang terkagum, karena kehebatannya dalam mencari, menyusun dan menggali hukum-hukum Islam maka ada sekelompok orang menamainya sebagai “Syafi’iyyah” atau pengikut Imam Syafi’i.

Seterusnya, mungkin buku dengan judul “Incoherence of the Philosophers” sudah tidak asing lagi di telinga kita yang merupakan kritikan Al Ghazali kepada para filosof karena telah dianggap menyimpang dari ajaran Agama. Beliau mengkritik keras kepada para filosof bukan dengan jalan kekerasan namun dengan tulisan.
Karena karya tulis yang fenomenal dan sangat berpengaruh dari sang Hujjatul Islam itu, maka seseorang yang bernama Ibnu Rusyd terketuk hatinya dan sesegera mungkin mengkrtik balik Imam Al Ghazali dalam bukunya “Incoherence of the Incoherence”. Dia menganggap Imam Al Ghazali telah salah sangka terhadap para filosof. Menurut Hamid Fahmy Zarkasyi “Pemikiran Ibnu rusyd menjadi populer di Barat karena gagasan integrasi filsafat dan agamanya. Sejak diterjemahkan tahun 1230, pemikirannya tersebar luas di Eropa dan diterapkan di gereja-gereja, sehingga menjadi gerakan Averroisme”.

Perang pemikiran antara Imam Al Ghazali dan Ibnu Rusyd melahirkan sebuah kalimat yang cukup menggelitik dari kalangan orientalis “Pemikiran Ibnu Rusyd diambil Barat sehingga Barat menjadi maju, sedang pemikiran Al Ghazali dibawa ke Timur dan karena itu Timur mundur”. Kesimpulan ini tidak jelas siapa yang mula-mula menyebarkannya. Namun, ini membuktikan bahwa sebuah tulisan mempunyai peran yang sangat berpengaruh dalam mempengaruhi seseorang.

Akan tetapi, ada sebagian dari tokoh besar yang sangat berpengaruh di dunia tidak membuat sebuah karya tulis. Seperti yang kita ketahui, Socrates (470-399 SM) seorang filosof yang sangat berpengaruh pada peletakan dasar pemikiran Eropa, beliau menciptakan sebuah gagasan yang membangun peradaban Athena dengan kata bijaknya yang cukup terkenal “Hanya satu yang aku tau, bahwa aku tidak tau”. Kalimat itu menjadi semacam spirit bagi para pemuda athena agar terus belajar dan mencari ilmu. Yang menarik dari Socrates ini adalah beliau tidak menulis sebaris kalimat pun. Akan tetapi, sumbangan pemikirannya luar bisa besar bagi pemikiran Eropa dan itu sama sekali bukan karena cara kematiannya yang dramatis.

Bukan hanya seorang Socrates saja yang mempunyai pengaruh besar namun tidak punya karya tulis, Nabi Muhammad SAW pun demikian. Meskipun Beliau tidak membuat karya tulis, namun pemikirannya terus dikenang, diperbincangkan, ditelaah, diteliti dan didiskusikan oleh semua orang, pengaruhnya pun luar biasa besar bagi dunia ini sehingga Thomas Carlyle dengan senang hati mengatakan “Jika kita melihat dari tolak ukur kepahlawanan, seharusnya pahlawan teragung itu Muhammad SAW”. Secara tidak langsung, perkataan dari Thomas Carlyle ini menjadi semacam bukti bahwa Rasullah SAW tanpa membuat sebuah karya tulis bisa membuat masyarakat Arab yang tadinya menyembah patung menjadi penyembah Tuhan yang maha Esa, menjadikan masyarakat Arab lebih bermoral dan berpendidikan dalam tempo 22 tahun.

Oleh: Ilham Ibrahim ( kiriman tulisan pembaca sangpencerah.com)

MDMC Solo Raya Bagikan Daging Qurban dan Fasilitas Air Bersih


Telah dilaksanakan penyembelihan hewan kurban dari Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB)-Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Solo Raya bertempat di dukuh sepi ,desa jrakah ,kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali dengan tema "Membangun ukhuwah untuk kemandirian masyarakat". 

Dari pihak LPB-MDMC Solo Raya menyerahkan sebanyak 23 ekor kambing dan 60 bungkus daging. Semua didistribusikan ke masyarakat sekitar bersama sama dengan ta'mir masjid setempat. 

Selain itu juga MDMC soloraya juga telah membantu beberapa daerah yang kekeringan di wilayah klaten sukoharjo dan wonogiri. LPB MDMC se Soloraya menargetkan bantuan kepada masyarakat yang terdampak bencana kekeringan parah dahulu tanpa membeda bedakan suku ras maupun agama. Alhamdulillah sudah terrealisasikan" ujar dr. Dien Albu Kaldi yang juga dokter RS. PKU Muhammadiyah Sukoharjo.



Hari ini juga MDMC wonogiri bersama RS PKU Muhamamdiyah Nambangan Wonogiri dan LAZISMU mendistribusikan air bersih di beberapa dusun. disisi lain MDMC klaten memberikan bantuan 150 paralon kepada BPBD Kab. Klaten dari hasil penjualan kulit hewan kurban di telagamulya.

Bila ingin bermitra untuk menyalurkan bantuan Donasi Air bersih/Bantuan kemanusiaan bisa menghubungi mdmc daerah masing masing :

Ketua Wilayah Karisidenan Kedu Surakarta (Korwil II Jateng ) : Eko H.M 085640897896
*MDMC Solo : dr.dien 083866220494
*MDMC Kranganyar : irwan 085642313777
*MDMC wonogiri : Supriyanto 08122617901
*MDMC Sukoharjo : Andi 081804487140
untuk wilayah klaten boyolali dan sragen bisa menghubungi Ketua Kor wil II Jateng 
(sp)

Wednesday, October 8, 2014

Artis Hollywood Ben Affleck Bela Islam


Aktor kondang Hollywood, Ben Affleck, akhir-akhir ini menjadi perbincangan ramai di media. Itu lantaran sikap kerasnya menentang persepsi miring orang-orang senegaranya tentang Islam, ketika tampil di acara talk show ‘Real Time’ yang dibawakan Bill Maher di saluran TV HBO, Jumat (3/10) pekan lalu.
 
Dalam sebuah sesi, Maher sempat menyebut Islam layaknya agama mafia yang membunuh siapa saja yang berkata, membuat gambar, atau menulis buku yang salah. Penulis buku kelahiran AS, Sam Harris, yang juga tampil dalam acara tersebut pun menimpali pernyataan Maher dengan menuding Islam sebagai agama yang ‘sarat dengan gagasan-gagasan buruk’.

Tanpa diduga, komentar kedua orang tersebut ternyata menuai reaksi keras Affleck. “(Pernyataan Anda) itu kotor dan rasis. Itu sama saja seperti mengatakan, ‘Oh, kamu itu Yahudi yang licik!’ Kita telah membunuh lebih banyak umat Musllim ketimbang mereka membunuh kita. Entah mengapa, kita memercayai hal tentang mereka tanpa tahu seperti apa mereka sesungguhnya,” kecam pemeran Tony Mendez dalam film Argo itu, seperti dikutip The Guardian, Senin (6/10).

Dalam kesempatan tersebut, Affleck juga mengkritik pandangan orang-orang Barat kebanyakan yang kerap mengambarkan umat Muslim sebagai masyarakat barbar. “Ada lebih dari satu miliar orang (Muslim) yang tidak fanatik, yang tidak memukul wanita, yang hanya ingin pergi ke sekolah, makan beberapa sandwich, menunaikan shalat lima kali sehari, dan tidak melakukan satu pun hal buruk yang Anda katakan tentang mereka. (Pendapat yang menyebut umat Muslim kejam) itu hanya stereotip,” ujar Affleck lagi. [sp/rol]

Guru Besarnya Disebut Masuk Nasrani, Ini Kata Al Azhar Kairo


Ada berita menghebohkan akhir minggu kemarin. Universitas Al Azhar di Kairo membantah laporan media asing termasuk media Indonesia bahwa seorang dosen bergelar profesor dan ulama Mesir murtad atau keluar dari Islam dan masuk Kristen.
 
"Siapa itu Dr Mark Gabriel Mustafa? itu berita provokasi, sama sekali tidak benar," kata Direktur Urusan Kepegawaian Universitas Al Azhar, Yahya Ameen, di ruang kerjanya di gedung rektorat Universitas Al Azhar di Kairo kepada ANTARA, Selasa (30/9).

Yahya Ameen tampak kaget ketika dikonfirmasi mengenai keabsahan berita yang dikutip media massa Indonesia dan tersebar luas di jejaring sosial. "Namanya saja sudah aneh begitu. Mana ada guru besar Al Azhar murtad?," ujar pejabat senior yang sebelumnya lebih 30 tahun bertugas menangani urusan penempatan dan pensiunan dosen di universitas Islam tertua di dunia itu.

Pejabat yang bertugas lebih 30 tahun di kantor biro kepegawaian urusan penempatan dosen itu mensinyalir berita tersebut sengaja dikarang untuk berita sensasi demi kepentingan bisnis. Bantahan senada diutarakan Prof Dr Mohamed Rashad Dahmash, ulama senior Mesir dan guru besar perbandingan agama di Fakultas Studi Islam, Universitas Al Azhar.

"Itu berita palsu. Kalau benar berita itu pasti sudah ramai digembar-gemborkan media massa Mesir," tutur mantan Dekan Fakultas Studi Islam Universitas Al Azhar itu.[sp/rol]